Deflasi Februari 2025: Fenomena Tak Terduga Menjelang Ramadan

Simpulindo.com, – Deflasi yang terjadi pada Februari 2025 mengejutkan banyak pihak, terutama karena terjadi hanya satu bulan sebelum Ramadan yang jatuh pada Maret 2025.

Badan Pusat Statistik (BPS) pada 3 Maret 2025 mengumumkan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami penurunan baik secara bulanan maupun tahunan, masing-masing sebesar 0,48% (month-to-month/mtm) dan 0,09% (year-on-year/yoy).

Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menyampaikan dalam konferensi pers bahwa penurunan IHK ini dipicu oleh sejumlah faktor, termasuk diskon tarif listrik, penurunan harga komoditas pangan seperti daging ayam ras, cabai merah, tomat, dan telur ayam ras.

Fenomena ini cukup mengejutkan karena biasanya menjelang Ramadan, IHK mengalami kenaikan akibat meningkatnya permintaan barang, terutama kebutuhan pokok.

Data historis BPS sejak 1996 menunjukkan bahwa dalam periode satu bulan sebelum Ramadan, IHK cenderung mengalami inflasi. Namun, Februari 2025 justru mengalami deflasi, yang menjadi peristiwa langka.

Dalam tinjauan tahunan, deflasi di Indonesia sangat jarang terjadi. Sejak krisis ekonomi 1997/1998, deflasi tahunan hanya tercatat dua kali, yaitu pada Maret 2000 dan Februari 2025. Deflasi pada Maret 2000 disebabkan oleh tingginya inflasi pada periode sebelumnya yang mencapai 45% pada Maret 1999.

Faktor Penyebab Deflasi

Salah satu faktor utama penyebab deflasi pada Februari 2025 adalah kebijakan diskon tarif listrik yang diterapkan pada hampir seluruh rumah tangga.

Menurut laporan dari berbagai sumber, diskon sebesar 50% berkontribusi signifikan terhadap penurunan IHK. Tanpa adanya diskon listrik, inflasi Februari diperkirakan dapat mencapai sekitar 2,07% YoY atau 0,19% MoM.

Terdapat dua sistem pembayaran listrik, yaitu prabayar dan pascabayar. Pelanggan prabayar dapat menyimpan listrik yang dibeli selama periode diskon hingga batas tertentu, sehingga dampaknya dapat bertahan lebih lama.

Sementara itu, pelanggan pascabayar menikmati diskon dalam pembayaran yang dilakukan bulan berikutnya, sehingga dampaknya terasa pada Februari dan Maret.

Selain diskon listrik, stabilisasi harga pangan juga turut mempengaruhi deflasi Februari 2025. Penurunan harga pangan bergejolak, seperti ayam, cabai, dan bawang merah, memberikan kontribusi signifikan terhadap penurunan IHK bulanan.

Faktor musiman, seperti panen yang lebih baik akibat kondisi cuaca yang mendukung, turut mendorong normalisasi harga pangan.

Dengan berbagai faktor yang mempengaruhi kondisi ekonomi saat ini, kebijakan pemerintah dan respons pasar akan menjadi kunci dalam menentukan arah inflasi dan stabilitas ekonomi dalam beberapa bulan ke depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *