Simpulindo.com, – Kepala Desa Molosipat Utara, Masrin Husain, mengungkapkan kekecewaannya terhadap proyek pengadaan pipa PDAM yang hingga kini belum memberikan hasil maksimal bagi warganya, meski telah menelan anggaran lebih dari Rp 2 miliar.
Menurut Masrin, proyek tersebut dimulai sejak 2020-2021, saat dirinya masih menjabat sebagai anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
“Anggaran pertama masuk sekitar Rp 1 miliar lebih untuk pengadaan pipa PDAM di Desa Molosipat Utara. Ketika itu, saya masih anggota BPD. Kemudian, pada akhir 2022, setelah saya menjabat sebagai kepala desa, ada penambahan anggaran sekitar Rp 900 juta dari PUPR untuk menambah pipa,” kata Masrin, Rabu (22/1/2025).
Namun, meski anggaran yang digelontorkan sangat besar, Masrin menegaskan bahwa distribusi air bersih tidak berjalan dengan baik.
“Di desa kami ada empat dusun, tapi yang menikmati air bersih hanya satu dusun, yaitu Dusun Mada Utara. Sementara Dusun Mada Tengah, Dusun Irigasi, dan Dusun Jeruk Manis sampai sekarang tidak mendapatkan akses air bersih,” ujarnya
Masrin mengaku telah berdiskusi dengan Kepala Dinas PUPR Kabupaten Pohuwato untuk mencari solusi atas permasalahan ini.
“Pak Kadis datang ke kantor saya dan meminta agar masalah ini diterima saja. Saya bilang, saya bisa menerima jika air ini bisa dinikmati oleh semua dusun, bukan hanya satu dusun saja. Sampai sekarang, saya belum bisa menerima kalau kondisinya seperti ini,” tegasnya.
Selain itu, Masrin mengungkapkan, pipa-pipa sudah tertanam di keempat dusun, namun air hanya mengalir di Dusun Mada Utara. Warga di tiga dusun lainnya terpaksa membeli air untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan minum.
“Kasihan masyarakat saya. Dengan anggaran sebesar ini, seharusnya semua meteran air yang sudah terpasang bisa berfungsi untuk memenuhi kebutuhan warga,” ujarnya.
Masrin juga menyoroti permasalahan teknis yang menjadi alasan air tidak mengalir ke tiga dusun lainnya.
“Pak Kadis bilang masalahnya ada di bagian atas, katanya pipa kotor atau tersumbat. Saya usulkan agar ada dua orang warga yang digaji untuk membersihkan pipa secara rutin, supaya kita tahu apakah masalahnya memang di sana atau ada kendala lain,” jelasnya.
Namun, setelah beberapa bulan dilakukan pengecekan dan pembersihan, air tetap tidak mengalir ke dusun lain.
“Meteran air yang terpasang seperti abu Nawas—ada meterannya tapi tidak ada airnya. Sementara saluran air alternatif yang biasa digunakan warga untuk mandi dan mencuci juga sudah tidak bisa dipakai lagi,” keluhnya.
Masrin berharap pemerintah segera memberikan perhatian serius terhadap permasalahan ini agar anggaran besar yang telah dikeluarkan benar-benar memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat Desa Molosipat Utara