Rieke Diah Pitaloka Prihatin, Industri Pertahanan Masih Bergantung pada Impor

Simpulindo.com, – Anggota Komisi VI DPR RI, Rieke Diah Pitaloka, mengungkapkan keprihatinannya atas tingginya ketergantungan industri pertahanan Indonesia terhadap bahan baku impor, terutama pada sektor metalurgi dan amunisi.

Ia menyebut kondisi ini sebagai ancaman serius terhadap upaya kemandirian industri strategis nasional.

“Sekitar 70 persen bahan baku industri pertahanan, seperti baja dan kuningan, masih diimpor. Jujur, saya sangat sakit hati. Sekarang saja kita tidak bisa membeli bahan baku metalurgi. Ini tidak boleh terulang,” kata Rieke, Kamis (10/4/2025).

Politikus PDI Perjuangan itu menyoroti khusus persoalan propelan, bahan utama dalam produksi amunisi. Menurutnya, Indonesia memiliki potensi besar untuk memproduksi propelan secara mandiri karena bahan dasarnya tersedia di dalam negeri.

“Kita mampu, Pak. Bayangkan, dulu satu kilo harganya 18 dolar AS, sekarang bisa tembus 50 dolar. Untuk memproduksi 300 juta butir peluru, kita butuh 500 ton propelan per tahun,” ujarnya.

Rieke juga menekankan pentingnya menjaga aset strategis milik PT Pindad dan mendorong pemerintah serta DPR meninjau langsung fasilitas riset dan produksi di kawasan Turen dan Subang. Kawasan tersebut punya potensi besar untuk mendukung pengembangan bahan baku amunisi dalam negeri.

“Negara harus hadir sepenuhnya dalam pendanaan riset dan pengembangan industri pertahanan. Jangan hanya dibebankan kepada PT Pindad. Ini soal kedaulatan. Kalau peluru saja masih impor, bagaimana dengan alutsista lainnya?” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed