Desak Penindakan Tambang Ilegal, AMM: Polres Pohuwato Jangan Pakai Kacamata Kuda

Simpulindo.com, – Koordinator Aliansi Masyarakat Melawan (AMM), Syahril Razak, mendesak Kepolisian Resor Pohuwato bersikap lebih terbuka dalam menangani dugaan aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di wilayah mereka.

Kritik tajam disampaikan usai polisi menyatakan tak menemukan pelanggaran dalam aktivitas tambang di Desa Balayo, Kecamatan Patilanggio.

Pernyataan itu disampaikan menyusul viralnya video aktivitas tambang ilegal di lokasi tersebut pada awal April 2025. Namun hasil penyelidikan aparat justru menyebut tak ada tanda-tanda kegiatan ilegal di area tersebut.

“Kalau seperti ini, Polres seolah menutup mata. Penyelidikan yang dilakukan terlihat setengah hati, seperti menggunakan kacamata kuda,” kata Syahril, yang juga menjabat Ketua Bidang Hikmah DPD IMM Gorontalo, Selasa (8/4/2024).

Menurutnya, langkah Polres dalam menangani PETI tampak tidak proporsional dibanding penindakan terhadap pelanggaran seperti miras atau lalu lintas.

“Jangan hanya berani menindak pelanngaran di jalan raya, dan miras, sementara di balik hutan dan sungai dibiarkan rusak oleh tambang ilegal,” ucapnya.

Syahril menilai ada ketakutan aparat menghadapi mafia tambang yang kerap berlindung di balik dalih kepentingan masyarakat. Kondisi ini memperparah kerusakan lingkungan sekaligus menempatkan warga dalam posisi rentan.

Kritik juga diarahkan kepada Kapolres sebelumnya yang dinilai gagal dalam penegakan hukum terhadap PETI. Syahril berharap Kapolres baru, AKBP Busroni, mampu menunjukkan komitmen berbeda.

“Kami akan kawal 100 hari pertama. Kalau tidak ada gebrakan, publik patut curiga,” ujar Syahril.

Menurutnya, keberlanjutan lingkungan seharusnya menjadi prioritas. Kerusakan yang ditimbulkan oleh penggunaan alat berat seperti ekskavator sudah melampaui batas. Karena itu, AMM mengusulkan metode pertambangan manual sebagai langkah darurat untuk meminimalkan dampak ekologis.

“Kalau dilakukan dengan cara yang lebih tertib dan ramah lingkungan, kerusakan bisa ditekan. Tapi itu butuh keberanian dan pengawasan serius,” katanya.

Syahril menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa perjuangan AMM bukan sekadar agenda kelompok.

“Ini soal masa depan daerah. Pohuwato bukan milik segelintir orang yang datang hanya untuk mengeruk lalu pergi. Kami akan lawan siapa pun yang merusak tanah ini,” tegasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *