Simpulindo.com, – Pemerintah Provinsi Gorontalo melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menggelar seminar nasional bertema “Break the Silence: HIV Awareness for the Fearless Generation” di Kota Gorontalo pada Sabtu.
Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman generasi muda terkait HIV/AIDS sekaligus mengurangi rasa takut dan stigma terhadap penyakit tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Anang S. Otoluwa, menjelaskan, edukasi ini menjadi langkah penting dalam menangani tantangan kasus HIV/AIDS di Gorontalo. Berdasarkan data terkini, sejak 2021 hingga pertengahan 2024, tercatat ada 1.180 kasus HIV di Provinsi Gorontalo.
Kota Gorontalo menjadi wilayah dengan jumlah kasus tertinggi, yakni 339 kasus, diikuti oleh Kabupaten Gorontalo dengan 306 kasus, serta daerah lainnya seperti Pohuwato, Bone Bolango, Boalemo, dan Gorontalo Utara.
“Sebagian besar kasus ditemukan pada kelompok usia produktif, yakni 25 hingga 49 tahun, dengan total 768 kasus. Kondisi ini menunjukkan pentingnya edukasi terarah untuk menekan penyebaran HIV, khususnya di kalangan generasi muda,” ujar Anang. Sabtu (30/11/2024).
Untuk menanggulangi HIV/AIDS, Pemerintah Provinsi Gorontalo telah mengimplementasikan sejumlah langkah strategis, termasuk peningkatan akses layanan kesehatan melalui fasilitas Voluntary Counseling and Testing (VCT) untuk deteksi dini HIV.
Selain itu, pengobatan gratis bagi Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dengan menyediakan terapi antiretroviral (ARV) juga menjadi prioritas.
Dinkes Gorontalo juga aktif melakukan kampanye kesehatan yang melibatkan komunitas lokal, sekolah, dan perguruan tinggi guna meningkatkan kesadaran masyarakat.
Kerja sama lintas sektor, seperti melibatkan organisasi profesi, institusi pendidikan, tenaga kesehatan, dan tokoh masyarakat, turut berperan penting dalam menciptakan lingkungan yang inklusif bagi ODHA.
Anang juga mengapresiasi peran Indonesian Young Pharmacist Group (IYPG) Gorontalo dan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) dalam mendukung terselenggaranya seminar ini.
Menurutnya, tema “Break the Silence” sangat relevan untuk membuka ruang dialog yang konstruktif dalam menghapus stigma terhadap HIV/AIDS.
“Dengan kegiatan seperti ini, kita tidak hanya meningkatkan kesadaran, tetapi juga membangun masyarakat yang lebih peduli dan inklusif. Saya optimis bahwa langkah ini akan memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi kesehatan masyarakat Gorontalo,” tambahnya.
Melalui seminar ini, Dinas Kesehatan berharap kolaborasi antara pemerintah, organisasi profesi, dan masyarakat dapat semakin erat. Sinergi yang kuat diharapkan mampu mendukung pencapaian target pengendalian HIV/AIDS baik di tingkat nasional maupun internasional, serta menciptakan harapan baru bagi masyarakat Gorontalo untuk hidup lebih sehat.