Simpulindo.com, Gorontalo – Pemerintah pusat melalui Perum Bulog Subdivre Gorontalo bersama Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo dengan dukungan TNI dan Polri melakukan intervensi terhadap kenaikan harga beras di pasar.
Sejak Juli 2025, intervensi tersebut diwujudkan melalui penyaluran bantuan pangan dan percepatan distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Langkah tersebut ditempuh untuk menjaga stabilitas harga beras sekaligus memastikan keterjangkauan pangan pokok bagi masyarakat di tengah meningkatnya kebutuhan.
“Penyaluran beras bantuan pangan serta distribusi beras SPHP terbukti efektif menambah pasokan di pasar, menekan spekulasi harga, dan menjaga daya beli masyarakat,” kata Kepala Perum Bulog Subdivre Gorontalo, La Ode Suleman Ngkalusa, Selasa (19/8/2025).
Menurut La Ode, harga beras di pasar mulai menunjukkan tren penurunan. Pada awal Agustus, harga beras medium sempat mencapai Rp16.600 per kilogram. Kini, harga bergerak turun menjadi Rp15.000 hingga Rp15.500 per kilogram.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo, Ramdan Pade, menyampaikan bahwa distribusi bantuan pangan dan beras SPHP dilakukan melalui Gerakan Pangan Murah. Program ini merupakan hasil kolaborasi antara Bulog, Dinas Ketahanan Pangan, serta TNI dan Polri yang dilaksanakan serentak di seluruh wilayah provinsi.
“Distribusi beras SPHP ke seluruh wilayah Gorontalo telah menunjukkan dampak positif dengan mulai turunnya harga di pasar. Pemerintah daerah akan terus memantau pergerakan harga sampai kondisi stabil merata,” ujar Ramdan.
Ramdan menegaskan, sinergi antara pemerintah daerah, Bulog, dan aparat keamanan akan terus diperkuat agar distribusi beras SPHP berjalan lancar. Pengawasan di lapangan juga ditingkatkan guna mencegah penimbunan dan praktik spekulasi yang berpotensi merugikan masyarakat.
Melalui kebijakan ini, masyarakat diharapkan merasakan manfaat langsung dari penurunan harga beras, sehingga kebutuhan pangan sehari-hari dapat terpenuhi dengan harga lebih terjangkau.












