Kasus Pati Jadi Pelajaran Hubungan Kepala Daerah dan Rakyat

Simpulindo.com, – Ketua Komisi II DPR RI Rifqinizamy Karsayuda menilai kasus yang terjadi di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, menjadi pelajaran penting bahwa hubungan antara kepala daerah dan rakyat tidak boleh berjarak.

“Kasus di Pati ini adalah hikmah, dan pelajaran bagi kita bersama untuk melihat bagaimana hubungan antara kepala daerah dengan rakyat, terutama itu sesungguhnya tidak boleh berjarak. Dan aksi-aksi demonstrasi, itu kan merupakan luapan dari cara rakyat karena dia tidak bisa menyampaikan melalui institusi-institusi yang normal, kanalisasi pendapat yang normal,” kata Rifqi, Jumat (15/8/2025).

Rifqi menjelaskan, persoalan di Pati dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Salah satunya dari sisi kemandirian fiskal. Hampir di seluruh provinsi, kabupaten, dan kota di Indonesia, pendapatan asli daerah (PAD) relatif rendah. Kondisi tersebut membuat daerah sangat bergantung pada transfer dana dari pemerintah pusat yang bersumber dari APBN.

Ketika APBN mengalami efisiensi dan refocusing untuk program strategis, banyak daerah tidak siap. Beberapa kepala daerah kemudian mengambil inisiatif menaikkan pajak daerah guna meningkatkan PAD.

Kebijakan tersebut kerap menimbulkan polemik karena kondisi perekonomian daerah, regional, hingga nasional sedang tidak stabil.

“Karena itu kebijakan menaikkan pajak daerah ini tidak populer di masyarakat yang cenderung mendapat kritik oleh publik,” kata politisi Fraksi Partai NasDem itu.

Rifqi menekankan, pejabat publik dituntut mampu menahan diri dalam membuat kebijakan yang sensitif bagi rakyat. Meski demikian, kasus di Pati menurutnya tidak perlu berujung pada DPRD mengeluarkan hak menyatakan pendapat atau pemakzulan terhadap bupati.

Situasi tersebut dapat dihindari jika ada mekanisme saling mengontrol dan menjaga keseimbangan antara eksekutif dan legislatif. Salah satunya dengan memperbaiki kebijakan yang selama ini dianggap kurang tepat.

“Waktu satu tahun kurang terhadap jabatan Mas Sudewo sebagai Bupati Pati, mestinya masih diberi kesempatan untuk beliau memperbaiki hal-hal yang dianggap kurang baik,” pungkas Rifqi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed