Gangguan Bipolar dan Skizofrenia Kini Banyak Dialami Anak dan Remaja: Ini Penjelasan Ahli

Simpulindo.com, – Kasus gangguan kesehatan mental seperti bipolar dan skizofrenia tidak lagi hanya ditemukan pada orang dewasa. Menurut Guru Besar Psikiatri Anak dan Remaja FKUI-RSCM, Prof. Dr. Tjhin Wiguna, dua kondisi kronis ini kini mulai muncul pada usia yang jauh lebih muda, yakni anak-anak dan remaja.

“Dulu, kita mengira gangguan bipolar dan skizofrenia hanya muncul saat dewasa. Namun sekarang, gejalanya sudah mulai terlihat bahkan sejak usia sekolah,” ujar Prof. Tjhin, Kamis (15/5/2025).

Ia menjelaskan bahwa gangguan bipolar umumnya ditandai dengan perubahan suasana hati yang ekstrem, mulai dari fase depresi berat hingga kondisi mania—yakni ketika seseorang merasa sangat bersemangat atau mudah marah.

Sementara itu, skizofrenia cenderung mengganggu pola pikir dan persepsi. “Penderitanya bisa mengalami halusinasi, delusi, hingga ucapan atau perilaku yang tidak teratur,” jelasnya.

Faktor Risiko dan Gejala

Gangguan bipolar dapat dipicu oleh berbagai faktor, antara lain faktor genetik, lingkungan sekitar, hingga kondisi psikososial. Gejalanya bisa berupa suasana hati yang mudah berubah, termasuk perasaan sangat sedih yang mendalam atau euforia yang tidak wajar, hingga dorongan untuk menyakiti diri sendiri.

Sedangkan skizofrenia, lanjut Prof. Tjhin, seringkali dipengaruhi oleh faktor keturunan, komplikasi sejak lahir, serta gangguan perkembangan otak. Tanda-tandanya bisa meliputi munculnya halusinasi, delusi, penurunan motivasi, dan perilaku yang tak sesuai konteks.

“Sering kali, gejala-gejala ini disalahartikan sebagai kenakalan remaja biasa. Padahal, jika tidak ditangani dengan tepat, dampaknya bisa serius terhadap kehidupan sosial, pendidikan, dan masa depan anak,” tegasnya.

Pentingnya Deteksi dan Penanganan Dini

Menurut Prof. Tjhin, banyak kasus yang terlambat diketahui karena kurangnya pemahaman masyarakat. Padahal, deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat krusial untuk meminimalkan dampak jangka panjang.

Ia menekankan bahwa baik gangguan bipolar maupun skizofrenia bersifat kronis, namun tetap dapat dikendalikan dengan pendekatan medis dan psikososial yang komprehensif.

“Dengan terapi dan dukungan yang sesuai, anak-anak dan remaja tetap bisa berfungsi secara produktif dalam kehidupan sehari-hari,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *