Simpulindo.com, Gorut – Praktik pengeboman ikan di wilayah perairan Gorontalo Utara kembali marak terjadi. Kondisi ini memicu keprihatinan mendalam dari kalangan pemuda daerah yang menilai penegakan hukum oleh aparat terkait masih jauh dari kata maksimal.
Risman Mahmud, mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Negeri Gorontalo (UNG), menyampaikan bahwa aksi pengeboman semakin sering terdengar, terutama di kawasan perairan Kecamatan Tolinggula, Biau, dan Sumalata.
“Belakangan ini keluhan dari nelayan lokal kian banyak. Mereka resah karena aktivitas pengeboman ikan mengancam ekosistem laut dan mata pencaharian mereka,” ujar Risman, Sabtu (7/6/2025).
Menurut Risman, lemahnya pengawasan dari aparat, khususnya Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) serta Satuan Polisi Perairan dan Udara (Polairud), membuat pelaku pengeboman masih bebas berkeliaran. Kurangnya patroli rutin di wilayah perairan memberikan celah bagi pelaku untuk terus menjalankan aksinya.
“Seharusnya ada patroli yang konsisten, bukan hanya bergerak setelah menerima laporan dari warga. Kalau begini terus, kerusakan laut tak bisa dihindari,” tegas Risman.
Keseriusan aparat dalam menindak pelaku pengeboman juga menjadi pertanyaan.
“Kalau dibiarkan, terumbu karang akan rusak, populasi ikan menurun drastis, dan nelayan kecil akan kehilangan sumber penghidupan. Sampai kapan kita harus menunggu tindakan tegas?” kata Risman.
Di luar aspek penegakan hukum, keterlibatan aktif Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara, khususnya melalui Dinas Kelautan dan Perikanan, dipandang sangat penting. Edukasi dan sosialisasi tentang penggunaan alat tangkap ramah lingkungan dinilai perlu diperkuat untuk menekan praktik penangkapan ikan secara destruktif.
“Kalau masyarakat tidak diberikan pemahaman yang cukup, mereka akan terus menggunakan cara-cara merusak. Pemerintah harus hadir memberikan solusi, bukan hanya teguran,” ucap Risman.
Pendekatan edukatif dinilai sebagai kunci dalam menghentikan praktik merusak ekosistem laut. Perubahan perilaku masyarakat menjadi hal yang harus diupayakan secara berkelanjutan agar laut tetap lestari.
Desakan untuk Bertindak Nyata
Desakan agar aparat penegak hukum segera mengambil langkah konkret terus disuarakan pemuda Gorontalo Utara. Langkah seperti pengetatan patroli laut, peningkatan sosialisasi tentang bahaya pengeboman ikan, serta pemberlakuan sanksi hukum yang lebih tegas dianggap mendesak untuk dilakukan.
“Kami minta pihak berwenang tidak hanya sebatas memberi imbauan. Patroli laut harus dilakukan secara berkala. Kalau perlu, tangkap dan proses hukum para pelakunya,” ujar Risman.
Penindakan di lapangan juga dinilai belum cukup. Aparat diminta menelusuri rantai penyedia bahan peledak yang digunakan untuk bom ikan. Pasokan bahan peledak tanpa pengawasan berpotensi disalahgunakan untuk kepentingan lain yang lebih berbahaya.
Masyarakat Gorontalo Utara masih menunggu respons nyata dari aparat penegak hukum dan pemerintah daerah. Harapan besar terletak pada komitmen perlindungan laut dan masa depan nelayan lokal.
“Jangan tunggu sampai kondisi laut rusak total. Kami ingin ada jaminan bahwa laut kita dijaga, dan masa depan nelayan tetap aman,” pungkas Risman.