Dugaan Perundungan Saat Ujian, Orangtua Siswa MIN 1 Kota Gorontalo Kelas 1A Minta RP Dipecat

Simpulindo.com, – Sejumlah orangtua siswa kelas 1A MIN 1 Kota Gorontalo mendesak pihak sekolah mengambil tindakan tegas terhadap salah satu guru berinisial RP. Tuntutan ini muncul menyusul dugaan perundungan yang dilakukan guru tersebut saat pelaksanaan ujian bersama, Senin (26/5/2025).

Insiden terjadi di ruang kelas 1A ketika salah satu siswa disebut-sebut mengalami tekanan psikologis setelah dikatakan “bodoh” dan “goblok” oleh guru bersangkutan saat proses ujian tengah berlangsung. Akibat perkataan itu, siswa tersebut disebut menangis, kehilangan fokus, hingga duduk di bawah meja karena merasa ketakutan.

“Anak saya, Khairi, tidak bisa melanjutkan ujiannya. Dia menangis terus sampai pulang ke rumah dan mengatakan nilainya nol,” ujar ibu dari Khairi, saat dikonfirmasi, Senin malam. Menurut dia, anaknya mengalami tekanan mental setelah sempat terlambat menulis soal yang dibacakan guru di depan kelas.

percakapan orang tua murid di whatsapp grub
percakapan orang tua murid di whatsapp grub

Keluhan Khairi kemudian dikonfirmasi oleh sejumlah siswa lain yang turut menyaksikan peristiwa tersebut. Dalam komunikasi di grup perwalian orangtua kelas 1A, orangtua siswa mempertanyakan langsung kepada guru RP mengenai insiden tersebut. Dalam respons yang beredar di grup, RP disebut mengakui ucapannya itu dilatarbelakangi oleh emosi sesaat.

“Kalau memang benar, itu tidak bisa ditoleransi. Tugas guru adalah mendidik, bukan membentak atau melukai psikologis anak-anak,” ujar salah satu orangtua siswa.

Desakan pemecatan pun mencuat dari para orangtua. Mereka meminta Kepala Sekolah MIN 1 Kota Gorontalo segera mengevaluasi kinerja RP. Jika tidak ada respons atau tindak lanjut, para orangtua mengancam akan melaporkan peristiwa ini ke Dinas Pendidikan, Komisi Perlindungan Anak, serta Komisi Pendidikan DPRD Kota Gorontalo.

“Kami ingin guru yang profesional dan berempati. Anak kelas satu itu masih sangat rentan, tidak boleh dibentak apalagi dipermalukan di depan teman-temannya,” ujar seorang ibu wali murid lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar