Simpulindo.com, – Masyarakat di berbagai daerah di Indonesia diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi pada awal Februari.
Beberapa faktor atmosfer diperkirakan akan meningkatkan curah hujan dan berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang.
Pengaruh utama dari kondisi ini antara lain peningkatan kelembapan udara akibat Monsun Asia yang semakin kuat serta fenomena seruakan dingin atau cold surge. Selain itu, meskipun dalam kategori lemah, fenomena La Niña turut berkontribusi terhadap meningkatnya curah hujan, terutama di wilayah tropis.
Aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) yang saat ini terdeteksi di wilayah barat Indonesia, serta fenomena atmosfer lainnya seperti Rossby Ekuator dan Kelvin, juga mendukung pembentukan awan hujan yang berpotensi menyebabkan curah hujan tinggi.
Sementara itu, pola sirkulasi siklonik yang terpantau di sejumlah wilayah, seperti Selat Karimata, Laut Halmahera, Laut Arafuru, dan Samudra Hindia selatan Jawa, turut memperbesar potensi hujan lebat.
Memasuki puncak musim hujan, masyarakat di wilayah rawan bencana diharapkan tetap waspada. Beberapa wilayah yang diperkirakan mengalami peningkatan curah hujan pada periode 31 Januari – 3 Februari 2025 meliputi:
Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi di Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Banten, Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan.
Hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat berpotensi terjadi di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kalimantan Tengah.
Angin kencang berpotensi terjadi di Jawa Timur, NTT, Maluku, Papua Selatan, dan Papua Barat.