Viral, Gus Miftah Menghina Pedagang Es, Klaim Hanya Candaan

simpulindo.com – Viral di media sosial video yang menunjukkan seorang penceramah Miftah Maulana Habiburrahman, yang akrab dipanggil Gus Miftah, sedang mengolok-olok seorang penjual es teh. Peristiwa lucu ini terjadi saat acara selawatan di Magelang, Jawa Tengah.

 “Es tehmu jik okeh ra? Masih, yo kono didol (Apakah es teh mu masih banyak? Masih, ya sana dijual. Goblok),” ucap Gus Miftah dari atas panggung seperti yang terlihat dalam video yang viral tersebut. Pernyataan Gus Miftah sontak membuat tertawa parah jamaah.

“Dol’en ndisik ngko lak rung payu, wis, takdir (Kamu jual terlebih dahulu, nanti jika belum laku ya sudah, takdir),” lanjut Gus Miftah.  Kamera menyorot penjual es te tersebut, terlihat seorang pria sedang mengakangkat kayu yang merupakan alas dari dagangannya.

Berdasarkan hasil penelusuran, peristiwa itu terjadi di pondok pesantren yang ada di Magelang pada senin (25//2024).

Sementara itu, salah satu jamaah bernama KH Muhammad Yusuf Chudlori atau Gus Yusuf yang juga ikut hadir dalam acara selawat tersebut menjelaskan, penjual es the tersebut menawarkan dagangannya pada saat ceramah hingga mengganggu kosentrasi para jemaah, apalagi saat itu sedang terjadi hujan deras.

“Konteks utuhnya memang penjual itu mutar-mutar menawarkan es padahal cuaca hujan hingga mengganggu kosentrasi jemaah, lalu di tegur sama Gus Miftah agar agak minggir seperti pedagang lainnya,” kata Gus Yusu dilansir dari detik.com pada selasa (3/12/2024).

Menurut Gus Yusuf perkataan kasar yang dilontarkan Gus Miftah kepada penjual es itu hanya candaan belaka, cara candaan Gus Mifatah memang seperti itu, dan ini mungkin bikin kaget orang.

Ia pun meminta agar video ceramah Gus Miftah tidak di potong-potong, atau bila perlu datang langsung saat majelisnya Gus Miftah supaya paham cara interaksinya belia.

Selain itu pengacara Gus Miftah, Herdian Saksono, ikut memberikan pandangan terkait video viral tersebut. Ia menyatakan bahwa kliennya hanya bercanda.

“Itu Guyonan atau gaya bahasa dalam menyampaikan syiar, dalam sebuah penyampaian cerita yang dimaknai dengan pertanda-pertanda yang menurut Gus itu merupakan intermeso dan menarik perhatian khalayakn ramai,” kata Herdian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *