Tingkat Literasi Nasional Masih Rendah, DPR Dorong Penguatan Kolaborasi

Simpuindo.com, Gorontalo – Anggota Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih, menilai rendahnya tingkat literasi nasional masih menjadi pekerjaan rumah besar yang perlu segera diselesaikan.

Fikri mengatakan bahwa rendahnya tingkat literasi ini harus menjadi perhatian bersama, mulai dari pemerintah pusat, daerah, hingga masyarakat. DPR Sendiri telah melakukan sejumlah langkah konkret melalui Panitia Kerja (Panja) Peningkatan Literasi dan Tenaga Perpustakaan.

 “Sudah ada kajian, buku, dan rekomendasinya. Tapi tantangannya adalah bagaimana konsistensi eksekusinya. Kadang pemerintahan berganti, tapi tidak ada yang melanjutkan,” kata Fikri, Senin (28/7/2025).

Data dari Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) menunjukkan Indonesia masih tertinggal dalam capaian literasi.

“Pada survei tahun 2022, Indonesia berada di peringkat 70 dari 80 negara. Tahun 2023 naik ke peringkat 60, tapi itu belum cukup. Literasi, numerasi, dan literasi sains kita masih rendah,” tegasnya.

Meski survei tersebut hanya mencakup kelompok usia 15 tahun, hasilnya tetap menjadi cermin penting untuk mengevaluasi mutu pendidikan dan kemampuan dasar siswa di Tanah Air.

“Ini bukan gambaran seluruh masyarakat, tapi indikator kuat untuk pembenahan ke depan,” ujar Fikri.

Dalam kunjungan kerjanya di Jawa Tengah, Fikri juga menerima laporan terkait kondisi literasi yang dinilainya masih memprihatinkan.

“Ini menjadi peringatan. Walau lembaga dan pejabat sudah terbentuk, tantangannya sekarang adalah bagaimana sinergi antara semua unsur untuk benar-benar meningkatkan literasi,” tuturnya.

Menurut Fikri Literasi bukan sekadar kemampuan membaca, tetapi mencakup proses memahami, menganalisis, hingga mencipta.

“Literasi adalah fondasi penting untuk kemajuan bangsa. Tidak bisa hanya diserahkan ke satu lembaga, ini harus jadi konsentrasi kita bersama,” pungkas Fikri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *