Simpulindo.com, – Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kecamatan Sumalata Timur, Zulfaldo Mela, mengalami perlakuan tidak pantas dari seorang anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Hulawa saat menghadiri agenda reses anggota DPRD Kabupaten Gorontalo Utara, Abd. Rahman Gobel, di Desa Hulawa.
Insiden terjadi ketika Zulfaldo, yang akrab disapa Fadol, hendak mengisi daftar hadir pada kegiatan Reses Masa Sidang ke-II tersebut. Saat menuliskan nama dan jabatannya sebagai Ketua GP Ansor Sumalata Timur, salah seorang petugas administrasi yang juga merupakan anggota BPD Desa Hulawa, berinisial NM, melontarkan kalimat yang dinilai tidak pantas.
Menurut keterangan Zulfaldo, NM justru menyuruhnya menuliskan nama binatang, alih-alih membantu mengarahkan pengisian data kehadiran.
“Isi kasana anjing,” ujar NM sebagaimana ditirukan Fadol saat dikonfirmasi, Kamis (1/5/2025).
Zulfaldo mengaku kaget atas pernyataan tersebut. Ia menilai kalimat yang dilontarkan NM tidak hanya mencederai etika sebagai penyelenggara kegiatan resmi, tetapi juga merupakan penghinaan terhadap organisasi yang ia wakili.
“Ketika saya hendak menulis nama dan jabatan saya, tiba-tiba dia bilang, ‘Isi di situ saja jabatan sebagai masyarakat itu, atau tidak, isi kasana anjing jo.’ Saya kaget, tidak menyangka kata seperti itu bisa keluar dari mulut seorang staf BPD,” ujarnya.
Menurut Zulfado, seharusnya anggota BPD mampu menunjukkan sikap hormat kepada masyarakat, terlebih dalam forum resmi yang menjadi sarana penyaluran aspirasi publik.
“BPD itu perpanjangan suara rakyat. Bukan justru mempermalukan rakyat di hadapan umum,” tegasnya.
Soroti Etika Penyelenggara Desa
Sebagaimana diketahui, BPD merupakan lembaga desa yang memiliki fungsi utama menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Dalam kegiatan reses, petugas BPD umumnya berperan membantu administrasi serta mendukung komunikasi antara masyarakat dan wakil rakyat.
“Saya tidak mempermasalahkan jika dia membantu urusan administrasi. Tapi cara bicaranya tidak pantas. Mengucapkan kata ‘anjing’ dalam forum resmi itu sangat tidak etis,” ujar Zulfado
Zulfado menekankan bahwa insiden ini bukan semata urusan pribadi, melainkan mencerminkan perlakuan terhadap lembaga yang ia pimpin, yakni GP Ansor, organisasi pemuda Nahdlatul Ulama di tingkat kecamatan.
“Ucapan itu bukan hanya mencoreng saya sebagai individu, tapi juga melecehkan marwah GP Ansor dan Nahdlatul Ulama. Ini organisasi Islam yang membawa nilai-nilai etika dan perjuangan sosial,” tandasnya.
Sikap NM dianggap tidak menunjukkan keteladanan sebagai wakil masyarakat desa.
“Memang umur kami tidak terpaut jauh. Tapi saya tetap menghormati beliau sebagai anggota lembaga desa. Masa saya harus ajari tata krama? Ini anggota BPD, bukan sembarang orang,” katanya.
GP Ansor Kecamatan Sumalata Timur melalui ketuanya mengimbau agar insiden seperti ini menjadi perhatian bersama. Ia berharap ada evaluasi atas perilaku aparat desa agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
“Ini bukan hanya soal saya atau GP Ansor. Ini soal martabat publik dan bagaimana penyelenggara negara, sekecil apa pun levelnya, menunjukkan rasa hormat kepada rakyat,” Tutupnya.