BI Cermati Dampak Tarif Trump, Siapkan Langkah Stabilkan Rupiah

Simpulindo.com, – Bank Indonesia angkat suara menanggapi dinamika global usai pengumuman kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menyampaikan bahwa otoritas moneter nasional memantau ketat perkembangan pasar keuangan internasional dan domestik.

“Bank Indonesia terus mencermati respons pasar setelah kebijakan tarif diumumkan pada 2 April 2025,” ujar Ramdan, Sabtu (5/4/2025).

Ramdan menjelaskan, ketegangan dagang memuncak setelah Tiongkok merespons dengan kebijakan serupa pada 4 April. Imbasnya, pasar saham global terkoreksi dan imbal hasil surat utang pemerintah Amerika Serikat (US Treasury) turun, menyentuh titik terendah sejak Oktober tahun lalu.

Menanggapi situasi ini, Bank Indonesia menegaskan komitmennya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Langkah intervensi dilakukan melalui skema triple intervention—yakni di pasar spot valuta asing, transaksi Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), serta pasar sekunder Surat Berharga Negara (SBN).

“Upaya ini untuk memastikan ketersediaan likuiditas valas bagi perbankan dan pelaku usaha, sekaligus menjaga kepercayaan pasar,” kata Ramdan.

Sebelumnya, Presiden Trump menyatakan kebijakan tarif baru yang menargetkan sejumlah negara, termasuk Vietnam, Indonesia, dan Tiongkok. Barang-barang dari negara-negara tersebut dikenakan bea masuk tinggi, berkisar antara 32 hingga 54 persen.

Trump beralasan kebijakan ini bertujuan melindungi industri domestik Amerika Serikat dari praktik perdagangan yang ia anggap merugikan.

Meski demikian, peluang negosiasi masih terbuka. Trump dan Presiden Vietnam To Lam dikabarkan sepakat membahas pengurangan tarif setelah percakapan telepon yang digambarkan Trump sebagai “sangat produktif.” Hanoi disebut-sebut tengah mengupayakan pembebasan dari bea masuk sebesar 46 persen.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *