Penulis: Restia Mohi
Simpulindo.com, Gorontalo – Sejarah organisasi mahasiswa di Indonesia selalu terkait dengan pencarian ruang yang lebih luas bagi ekspresi politik dan intelektual kaum muda. Dari sekian banyak organisasi yang lahir pada dekade enam puluhan, Kohati hadir dengan misi yang berbeda. Lahir dari keprihatinan bahwa suara perempuan Muslim dalam organisasi sebesar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) kerap dipinggirkan. Kehadiran Kohati sejak 1966 membawa gagasan yang berani, yakni bahwa perempuan tidak hanya menjadi pelengkap dalam struktur, melainkan subjek penuh dalam pergulatan sosial, politik, dan keagamaan.
Kini di Gorontalo kita menyaksikan ironi sejarah. Kohati yang dahulu menjadi simbol keberanian dan koreksi terhadap tradisi patriarkis justru menghadapi pelemahan yang serius. Organisasi ini tidak lagi menunjukkan vitalitasnya sebagai ruang artikulasi perempuan muda. Aktivitasnya lebih menyerupai seremoni yang berulang, bukan lagi forum yang menumbuhkan kesadaran kritis. Yang lebih menyedihkan, pelemahan itu bukan datang dari luar, melainkan dari dalam rumah besar HMI sendiri.
Pengurus HMI Cabang Gorontalo terutama ketua umumnya sangat memperlihatkan sikap yang terlalu patriarkis. Ini terbukti dengan dibekukannya kepengurusan Kohati Cabang Gorontalo. Kepemimpinan yang menempatkan perempuan hanya sebagai ornamen membuat Kohati kehilangan makna keberadaannya. Di masa lalu, berdirinya Kohati dimaksudkan sebagai koreksi terhadap dominasi laki-laki dalam ruang organisasi mahasiswa Islam. Kini koreksi itu terhapus oleh sikap yang sama. Suara perempuan diremehkan, gagasannya dipinggirkan, dan perannya hanya dijadikan pelengkap struktur. Dalam kondisi seperti ini, Kohati lebih menyerupai tubuh yang berdiri tanpa jiwa.
Kita bisa memahami bahwa organisasi mahasiswa selalu menghadapi pasang surut. Namun hilangnya Kohati bukan sekadar akibat kelesuan kaderisasi. Kondisi ini merupakan konsekuensi dari sebuah pandangan yang menutup ruang perempuan untuk memimpin, berdiskusi, dan berkontribusi setara. Pandangan semacam ini jelas mengkhianati sejarah berdirinya Kohati. Sebab sejarah itu sendiri mencatat bahwa ide kehadiran Kohati adalah perlawanan terhadap dominasi patriarki yang membungkam potensi perempuan.
Dampaknya tidak kecil. Kematian Kohati berarti hilangnya wadah yang semestinya menyiapkan generasi perempuan Gorontalo agar kritis, percaya diri, dan mampu berdiri sejajar dengan laki-laki dalam dunia publik. Kehilangan ini bukan hanya kerugian bagi perempuan, melainkan kerugian bagi masyarakat Gorontalo secara keseluruhan. Sebab pembangunan sosial dan politik tidak mungkin berjalan sehat bila setengah dari masyarakat diperlakukan sebagai penonton.
Pertanyaan yang muncul kemudian apakah kematian ini final atau hanya jeda sebelum kelahiran baru. Sejarah gerakan perempuan Muslim menunjukkan bahwa suara mereka tidak pernah benar-benar bisa dibungkam. Setiap kali ruang formal menyempit selalu ada bentuk baru yang tumbuh entah dalam diskusi kecil, komunitas belajar, atau gerakan sosial yang cair. Harapan bagi kebangkitan itu masih ada, tetapi membutuhkan keberanian generasi baru yang menolak tunduk pada pola pikir patriarkis.
Tulisan ini merupakan sebuah kado ulang tahun ke-59 bagi Kohati. Sebuah kado yang tidak berupa pujian manis, melainkan kritik yang pahit. Sebab yang diperlukan Kohati hari ini bukan sekadar perayaan, melainkan kesadaran mendalam akan krisis yang sedang berlangsung. Kado ini mengingatkan bahwa usia yang panjang tidak berarti apa-apa bila tidak dihidupi dengan semangat yang melahirkan organisasi tersebut. Kohati tidak boleh berhenti sebagai nama, melainkan harus hadir kembali sebagai ruang yang memberi martabat bagi perempuan muda Muslim.
Quo Vadis Kohati Gorontalo. Pertanyaan ini hanya bisa dijawab oleh generasi yang berani menghidupkan kembali roh yang sedang sekarat. Bila keberanian itu lahir, maka milad ke-59 tidak hanya menjadi peringatan atas usia yang bertambah, tetapi juga menjadi tonggak kebangkitan baru yang memberi arti bagi sejarah perempuan Indonesia.
Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian, simpulindo.com berkomitmen menyajikan informasi factual dari lapangan. Ikuti perkembangan terbaru melalui saluran kami https://bit.ly/4n8h1GD












