Kalau Gorontalo Utara Tidak Dibentuk, Masyarkat Akan Terabaikan

Penulis : Adrian Pianus (Pemuda Gorontalo Utara)

Simpulindo.com, – Sejak tahun 2007, Gorontalo Utara hadir, seperti sebuah garis batas yang menggambarkan hasrat lama, sebuah wilayah yang ingin berdiri di atas kaki sendiri. Sebelumnya, akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur seperti sesuatu yang berjarak, lebih sering menjadi mimpi yang tertunda. Lalu, dalam hitungan waktu yang seakan perlahan, manfaat itu tiba. Ada sebuah kehadiran yang konkret.

Kini, pemerintah daerah lebih dekat dengan denyut masyarakatnya. Ada sekolah-sekolah yang dibangun, ada beasiswa yang membuka ruang bagi anak-anak berprestasi. Seperti daun yang perlahan terbuka, kesempatan belajar itu menyebar. Kita menyaksikan itu, menyaksikan bagaimana jarak antara mimpi dan kenyataan dipendekkan oleh upaya yang terus-menerus.

Di bidang kesehatan, puskesmas dan rumah sakit telah dibangun. Tak lagi ada perjalanan panjang yang melelahkan hanya untuk sebuah perawatan. Fasilitas kesehatan menjadi dekat, dan dengan itu, hidup menjadi lebih mudah diakses. Kemajuan ini adalah cermin dari sebuah tekad yang berhasil diwujudkan.

Tentu, semua ini tidak hadir tanpa rintangan. Tantangan masih tersisa, mengintai di sudut-sudut yang kadang luput kita sadari. Kualitas pemerintahan harus terus diperbaiki, partisipasi masyarakat harus lebih banyak dihidupkan. Sebab, jika tidak ada Gorontalo Utara, mungkin fasilitas yang sekarang kita nikmati hanya tinggal dalam batas angan.

Pada akhirnya, kita, generasi muda, harus belajar menghargai mereka yang dulu berjuang untuk ini semua. Tanpa mereka, kita mungkin masih akan berdiri di titik yang sama, bertanya-tanya, kapan perubahan akan tiba.

Kini, perubahan itu ada di tangan kita. Masa depan tetap menunggu, dengan sebuah ajakan yang lembut: menjaga, membangun, dan tak lupa bersyukur.

Demikianlah, Gorontalo Utara tidak sekadar wilayah administratif, ia adalah simbol dari sebuah kebersamaan, dari upaya merajut masa depan yang lebih baik. Mari kita jaga semangat itu, seperti bara yang tak boleh padam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *