Simpulindo.com, Gorontalo – Minat generasi muda di Gorontalo untuk berkecimpung dalam dunia pertanian masih tergolong rendah. Ada sejumlah faktor yang menjadi penyebab utama kurangnya daya tarik sektor ini bagi kalangan milenial.
Salah satu faktor penting adalah lambatnya transformasi dari sistem pertanian tradisional menuju pertanian modern. Menurut Kepala Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Muljady Mario, perkembangan teknologi berbasis digital di sektor ini masih minim, sehingga belum mampu mendorong anak muda untuk terlibat aktif.
“Peralihan dari sistem tradisional ke modern berjalan lambat, terutama karena teknologi digital di bidang pertanian belum banyak berkembang. Hal ini memengaruhi minat generasi muda,” ujar Muljady, Sabtu (21/12/2024).
Selain itu, urbanisasi dan perubahan gaya hidup juga berperan besar. Banyak generasi muda yang memilih pindah ke kota, meninggalkan kehidupan di desa yang umumnya identik dengan aktivitas pertanian. Gaya hidup di perkotaan pun sering kali tidak mendukung profesi sebagai petani.
“Banyak anak muda pindah ke kota, meninggalkan sektor pertanian di desa. Pola hidup modern di perkotaan juga sering tidak selaras dengan kehidupan petani,” tambahnya.
Tantangan lain adalah daya tahan produk pertanian yang terbatas. Sebagai contoh, cabai rawit segar hanya mampu bertahan sekitar 10 hari sebelum kualitasnya menurun, yang dapat memengaruhi harga jual.
Selain itu, faktor alam seperti musim hujan atau kemarau juga sangat memengaruhi hasil panen. Meski tantangan ini cukup besar, jika diatasi dengan baik, sektor pertanian memiliki potensi besar untuk menarik minat milenial.
Dengan adanya inovasi dan pengembangan teknologi, sektor pertanian bisa menjadi pilihan karier yang menjanjikan bagi generasi muda, sekaligus memberikan kontribusi signifikan bagi pembangunan daerah