Simpulindo.com, – Ketua DPRD Kota Gorontalo, Irwan Hunawa, menyampaikan hasil rapat koordinasi penanganan inflasi yang melibatkan seluruh unsur terkait di kota Gorontalo. Dalam rapat tersebut, dibahas sejumlah penyebab dan langkah strategis yang akan dilakukan untuk mengendalikan inflasi di Kota Gorontalo.
Menurut Irwan, meski tren inflasi merupakan hal yang umum terjadi di seluruh daerah, Pemerintah Kota Gorontalo tetap memantau secara serius kondisi tersebut.
Irwan mengungkapkan bahwa inflasi daerah pada triwulan pertama tahun ini tercatat mengalami kenaikan sebesar 2,2 persen secara tahunan.
“Inflasi kita sudah mulai bergerak naik. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), penyebab utama adalah kenaikan tarif listrik. Sebelumnya tarif ini disubsidi oleh negara, namun kini ditarik kembali sehingga beban pembayaran listrik menjadi tanggung jawab masing-masing rumah tangga,” ujar Irwan, Rabu (16/4/2025).
Selain listrik, komoditas rempah-rempah, khususnya cabai rawit, juga menjadi pemicu inflasi. Penurunan produktivitas akibat perubahan iklim, serta meningkatnya konsumsi cabai selama bulan Ramadhan, turut mendorong lonjakan harga di pasar.
Irwan juga menyoroti potensi dampak inflasi terhadap sektor perhotelan dan rumah makan, terutama terkait dengan efisiensi anggaran pemerintah. Ia menyebutkan bahwa sekitar 45 persen pendapatan hotel di Gorontalo disumbangkan oleh belanja pemerintah. Dengan adanya penghematan anggaran, dikhawatirkan pendapatan sektor ini akan menurun.
“Kami bersyukur hingga saat ini belum ada laporan pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor perhotelan. Namun ke depan, situasi ini harus diantisipasi dengan cermat,” katanya.
Untuk menekan laju inflasi dan menjaga daya beli masyarakat, Irwan menegaskan pentingnya langkah konkret dari pemerintah daerah, seperti pelaksanaan pasar murah dan pengendalian harga bahan pokok.
“Kalau bahan dijual mahal dan daya beli masyarakat rendah, inflasi bisa semakin tinggi. Pemerintah harus hadir dengan langkah konkret. Salah satunya, mendorong masyarakat memanfaatkan lahan kosong untuk menanam komoditas seperti cabai. Jika harga cabai naik, mereka bisa mengonsumsi hasilnya sendiri tanpa harus membeli,” ujar Irwan.
Irwan menutup pernyataannya dengan menekankan bahwa penanganan inflasi adalah bagian dari program nasional yang harus mendapat dukungan penuh dari pemerintah kabupaten dan kota.
“Kalau masyarakat tidak punya pendapatan sementara harga barang mahal, maka pemerintah punya tanggung jawab untuk menjaga agar harga tetap terjangkau dan kebutuhan dasar tetap bisa dikonsumsi,” tandasnya.