Simpulindo.com, Pohuwato – Siang itu sejumlah dump truck yang memuat wood pellet terlihat lalu Lalang di Pelabuhan Lalape. Terlihat juga sejumlah pekerja bongkar muat (TKBM) sedang melakukan pekerjaannya di atas kapal tongkang yang akan membawa wood pellet.
“Alhamdulillah dengan hadirnya Pelabuhan ini bisa membuka lapangan kerja baru untuk kami, dan kami tidak perlu keluar daerah untuk keluar mencari kerjaan,” kata Marjan Rasyid selaku TKBM di Pelabuhan Lalape.
Marjan bercerita, sebelum ada pelabuhan lalape, dirinya bekerja sebagai seorang nelayan. Menjadi seorang nelayan menurutnya penghasilannya sangat menjanjikan namun dalam hal keselamatan kerja juga sangat mengkhawatirkan.
“Sewaktu menjadi nelayan, Kalau sudah musim ombak kita memilih tidak turun. karena kalau turun melaut siap-siap istri dirumah menjadi jadi janda,” kata Marjan sambal tertawa.
Selain itu Marjan mengaku, kehadiran pelabuhan lalape sangat membantu meningkatkan ekonomi masyarakat, dan juga mengurangi tingkat kenakalan anak-anak muda di sekitar pelabuhan.
“Anak-anak muda disini dulu kerjanya minum-minum, istilahnya kenakalan remaja lah, setelah ada Pelabuhan mereka sudah ada pekerjaan disitu, jadi mereka fokus kerja, cari uang. Kan pulang kerja capek jadi mereka langsung istirahat tidur karena besoknya akan bekerja lagi,” ujarnya.
“Alhamdulillah hadirnya pelabuhan ini banyak membawa dampak positif bagi kami masyarakat, keluarga juga tidak khawatir lagi saat seperti saya melaut,” tambahnya.
Ditempat yang sama, Nasrul Mantulangi selaku TKBM di pelabuhan lalape juga mengaku, sebelum bekerja di pelabuhan dirinya bekerja sebagai buruh harian, dengan penghasilan yang tidak menentu.
Namun saat pelabuhan hadir ia langsung memasukan lamaran kerja, dan diterima sebagai TKBM.
“Yaa, artinya kalau dulu beli rokok cuman gulser sekarang bisa beli esse, alhamdulillah dengan bekerja sebagai TKBM segala kebutuhan keluarga dapat terpenuhi,” kata Nasrul.
Nasrul juga mengungkapkan jumlah TKBM di pelabuhan lalape sebanyak 120 orang. 120 orang ini dibagi menjadi dua kelompok, tiap kelompok terdiri dari 60 orang, kelompok ini juga disebut kelompok 1 dan kelompok 2.
60 orang ini kata Nasrul akan melakukan bongkar muat wood pellet di atas kapal tongkang yang berlabuh di pelabuhan lalape, dengan masa kerja tiap kelompok selama 15 hari.
“Kami itu di gaji perkapal, tiap kapal itu muatannya sekitar 15 ribu ton, nah kami dibayar sekitar 400 juta lebih perkapal itu. Sekitar 6 sampai 7 jutaan lah kami gajian tiap 15 hari,” kata Nasrul.
Selain TKBM, ada juga pekerja lainnya yang dikerjakan oleh para ibu-ibu yakni melipat karung kosong. Dari hasil melipat karung kosong ini para ibu-ibu tersebut bisa menghasilkan uang sekitar 2 juta setiap minggunya.
Untuk diketahui, Pelabuhan Lalape adalah pelabuhan milik perusahaan PT Biomassa Jaya Abadi (BJA). Pelabuhan ini terletak di di Desa Trikora, Kecamatan Popayato Kabupaten Pohuwato. PT BJA adalah perusahaan yang memproduksi wood pellet, sekaligus pemilik pelabuhan lalape.
Peningkatan Ekonomi Daerah Melalui Investasi Industri Wood Pellet
Perusahaan IGL BTL dan BJA selaku perusahaan yang mengolah bahan wood pellet telah memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat Pohuwato, Gorontalo. Sejak didirikan, perusahaan ini telah mempekerjakan lebih dari 1.200 karyawan, dengan komposisi 90% berasal dari Gorontalo dan sisanya dari provinsi sekitar, seperti Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara.
Dampak ekonomi dari perusahaan ini jelas dari jumlah gaji yang dibayarkan tiap bulan, mencapai rata-rata 4 miliar rupiah. Sekitar 80% dari jumlah tersebut beredar di wilayah Pohuwato, meningkatkan daya beli masyarakat setempat.
Tidak hanya melalui gaji karyawan, perusahaan juga berkontribusi pada ekonomi lokal melalui pembelian bahan makanan dari UMKM setempat, termasuk beras, ikan, sayur, dan kebutuhan lain.
Dengan mempekerjakan ribuan orang, perusahaan ini berdampak pada ribuan anggota keluarga karyawan, yang merasakan manfaat langsung maupun tidak langsung dari keberadaan industri ini.
“Jika kita hitung kasar, dengan jumlah karyawan yang mencapai 1.200 orang dan setiap karyawan memiliki anggota keluarga, maka sekitar 3.000 orang merasakan manfaat dari keberadaan perusahaan ini,” Kata Zunaidi selaku community development officer perusahaan.
Selain itu, Zunaidi juga mengungkapkan dalam operasionalnya, perusahaan menekankan prinsip berkelanjutan. Setelah melakukan pembukaan hutan di wilayah HGU perusahaan, kemudian dilanjutkan dengan penanaman tanaman gamal. Tiap 1 hektar lahan yang dibuka akan ditanami dengan gamal sebanyak 5 ribu pohon. Tanaman gamal ini satu kali penanaman dapat menghasilkan panen hingga 20 tahun.
Tanaman Gamal yang telah ditanam akan dipanen 1 kali setiap 4 tahun. Cara panennya pun menggunakan teknik Trubusan atau terubusan. Teknik trubusan adalah cara panen yang dikerjakan pada pohon gamal untuk menghasilkan pohon baru melalui pemeliharaan tunas yang muncul pada tunggak.
“Sekali tanam itu empat tahun baru panen, begitu dipanen kita sisakan pohon 50 centimeter, agar bisa tumbuh lagi dan bisa dipanen lagi. Jadi sekali tanam itu bisa 5 kali panen,” ujarnya.
Perusahaan telah berinvestasi sebesar 2 miliar rupiah untuk peralatan laboratorium, memastikan produk yang dihasilkan memenuhi standar kimia yang dibutuhkan. Total investasi yang telah ditanamkan pun mencapai angka fantastis, yaitu 1,4 triliun rupiah.
“Investasi dengan angka yang fantastis ini menunjukan keseriusan kami dalam membangun industri berkelanjutan,” jelas Zunaidi.
Menjalankan Investasi Sesuai Aturan
Zunaidi menjelasan, Perusahaan BJA, BTL dan IGL tidak melakukan eksploitasi kayu secara ilegal apalagi sampai mengirim kayu gelondongan keluar negeri.
Dirinya menegaskan bahwa seluruh kegiatan operasional mengikuti aturan pemerintah dan diawasi secara ketat oleh KSOP saat proses bongkar-muat di pelabuhan.
Setiap kapal yang membawa wood pellet melalui pemeriksaan ketat oleh otoritas seperti Imigrasi, Karantina, dan Bea Cukai sebelum diizinkan mengangkut muatan.
“Tidak mungkin ada pelanggaran, apalagi dengan jumlah karyawan lokal yang besar dan keterbukaan operasi perusahaan. Apabila ada masalah dokumen, kami sudah lama ditindak secara hukum,” ungkap Zunaidi.
Selain itu, Zunaidi juga menjelaskan proses transhipment kapal yang memuat wood pellet. Ia mengungkapkan proses masuk kapal luar negeri ke lautan indonesia tidaklah mudah, kalau tidak ada izin pasti ditangkap dan tidak akan dilepas, bisa jadi ditembak atau ditenggelamkan.
Kapal yang memuat wood pellet ini, setelah masuk di perairan popayato itu diarahkan atau dipandu langsung oleh KSOP Tilamuta untuk berlabuh.
“Yang memandu kapal ini untuk berlabuhnya dimana bukan perusahaan tapi pihak KSOP Tilamuta,” ujarnya.
Sebelum melakukan pemuatan wood pellet ke kapal, dari pemerintah seperti badan karantina, bea cukai, imigrasi dan KSOP melakukan pemeriksaan kelengkapan dokumennya.
“Jadi setelah kapal sandar semua masuk dari karantina, bea cukai, imigrasi, KSOP naik ke kapal, imigrasi tugasnya periksa jangan ada WNA yang masuk. Semuanya di cek setelah clear baru wood pellet di masukan,” ujarnya,
Mengenai pemberitaan bakamla melakukan penangkapan kapal yang membawa wood pellet ilegal, menurut Zunaidi itu tidak berdasar.
“Setelah bakamla melakukan penangkapan dan pemeriksaan kelengkapan dokumen kapal, yang ternyata dokumennya lengkap semua, Bakamla langsung melepas kembali kapal tersebut,” tutupnya
Masyarakat Mendukung Investasi Wood Pellet
Pihak perusahaan berharap investasi wood pellet di gorontalo mendapat dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat setempat.
Investasi ini diharapkan menjadi kebanggaan daerah karena mampu membuka lapangan kerja dan mempercepat perekonomian lokal, dengan penciptaan lapangan kerja yang sulit diperoleh.
“Melalui industri ini, kami memberikan kesempatan kerja bagi ribuan orang, dan dampak positifnya jelas terasa di masyarakat. Kami harap semua pihak melihat dampak positif yang jauh lebih besar yang sudah mulai dirasakan oleh masyarakat dan daerah,” ujar Zunaidi.
Sementara itu, Ketua Umum Energi Milenial Indonesia Raya (EMIR) Provinsi Gorontalo, Ahmad Randi menyampaikan, masuknya satu investasi di suatu daerah itu bisa berdampak baik bagi ekonomi masyarakat.
Selain memberikan manfaat ekonomi, hadirnya investasi juga bisa meningkatkan daya beli masyarakat.
“Hadirnya perusahaan IGL, BTL dan BJA dapat mendongkrak daya beli masyarakat hal ini terjadi karena perusahaan telah memberikan pendapatan yang tetap kepada masyarakat yang dulunya tidak memiliki pendapatan yang pasti,” Ujar Randi.
Randi juga mengajak masyarakat untuk mendukung perusahaan ini selama beroperasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh pemerintah.
Salah satu masyarakat di Popayato yang bernama Syahril juga menuturkan bahwa hadirnya perusahaan biomassa ini sangat membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Menurut Syahril, dulu di sekitar pinggiran jalan popayato belum ada lapak-lapak yang menjual makanan, sekarang ramai berjejer di pinggir jalan. Ini menandakan adanya peningkatan ekonomi dan daya beli masyarakat.
“Dulu itu belum ada lapak-lapak yang jual makanan dan minuman seperti sekarang ini, karena sudah banyak masyarakat yang kerja di perusahaan, jadi daya beli juga meningkat,” ujarnya.
Syahril juga menegaskan akan terus mendukung investasi yang masuk di daerahnya selama investasi tersebut bermanfaat ekonomis bagi masyarakat.
Dengan dukungan masyarakat dan pemerintah, perusahaan ini optimistis akan terus berkontribusi pada kesejahteraan ekonomi Pohuwato di masa mendatang.
Biomassa Tingkatkan PAD Gorontalo
Sejak berdiri dari tahun 2019 hingga juni 204, PT BJA telah merealisasikan investasinya senilai Rp 1,4 triliun. Karena investasi yang begitu besar, pada Februari 2023 lalu, pemerintah Kab. Pohuwato memberikan penghargaan kepada BJA sebagai perusahaan penyumbang realisasi investasi terbesar ke-1 pada tahun 2022 di Pohuwato.
Kemudian perusahaan juga tertib dan patuh dalam menyetorkan pembayaran Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) dan dana reboisasi (DR) atas kewajiban pemanfaatan hasil hutan kayu. Hingga Juni 2024, total PSDH yang telah dibayarkan BTL dan IGL sebesar Rp 13,4 miliar dan total DR yang telah dibayarkan kurang lebih sebesar 34 miliar.
Selain itu, pada 2023 lalu badan pengelola hutan lestari (BPHL) Wilayah XII palu memberikan apresiasi kepada BTL berkat kontribusinya sebagai penyumbang terbesar penerimaan bukan pajak (PNBP) pemanfaatan hutan di gorontalo.
Pada akhir bulan Agustus 2024, kantor wilayah (Kanwil) Bea Cukai Sulawesi bagian utara memberikan penghargaan kepada BJA sebagai penghasil devisa hasil ekspor terbesar di Gorontalo. Bahkan pada 23 oktober 2024, balai karantina hewan, ikan, dan tumbuhan (BKHIT) Gorontalo mencatat wood pellet penyumbang terbesar bagi total devisa ekspor gorontalo yakni sebesar Rp 335,58 miliar atau lebih dari 60 persen dari total devisa ekspor sepanjang 2024.